Bunga Papan Duka Cita

Bunga Papan Duka Cita

bunga-papan-duka-cita-bojonegoro call cs
Inilah kabupaten Bojonegoro Jawa Timur 

Kabupaten Bojonegoro memiliki lebar 230,760 Ha ,dengan jumlah penduduk 1.176.386 dan merupakan bagian dari provinsi Jawa Timur.Lokasinya berjarak sekitar kurang lebih 110 km dari Surabaya yang merupakan ibukota provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak tempat wisata seperti : wisata alam,wisata buatan,wisata budaya,wisata ziarah.Salah satu tempat wisata yang menjadi andalan kabupaten Bojonegoro adalah kayangan api yaitu obyek wisata api abadi terbesar di Asia,dan diperkirakan terbesar pula di dunia.

Geografis kabupaten Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro terletak di bagian pedalaman dataran Jawa bagian utara,di tepi sungai Bengawan Solo ( sungai terbesar di Jawa ).Seperti kebanyakan di pulau Jawa,Bojonegoro lanskap didominasi dengan hasil sawah padi dan juga tembakau.
Kondisi musiman seringkali sangat kontras.Pada musim hujan,hujan akan jatuh turun hampir setiap hari sementara di musim kemarau,hujan tidak akan pernah datang selama berbulan-bulan,menyebabkan luasnya tempat yang kekeringan dan kekurangan air.Istilah basa jawanya musim paceklik.

Bojonegoro berbatasan dengan:
Sebelah Utara: Kabupaten Tuban
sisi timur: Kabupaten Lamongan
sisi selatan: Madiun, Nganjuk dan Jombang Kabupaten
Sisi barat: Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)

Narasumber : Kabupaten Bojonegoro
Sejarah kabupaten Bojonegoro

Sejarah Indonesia ditandai dan dipengaruhi dengan kuat oleh budaya Hindu yang berasal dari India sejak abad pertama.
Saat lampau Bojonegoro ada dalam wilayah kekuasaan Majapahit, sampai pada abad XVI hingga kerajaan Majapahit runtuh, kewenangan pindah ke Demak, Jawa Tengah.
Bojonegoro menjadi wilayah kerajaan Demak. Fakta yang terungkap tentang penemuan banyak benda peninggalan sejarah di wilayah hukum Kabupaten Bojonegoro mulai terbentuk dan selalu digunakan hingga sekarang.
Dan Slogan yang terkubur dalam tradisi masyarakat dari periode Majapahit dan masih lekat di masyarakat Bojonegoro adalah "sepi ing pamrih, rame ing gawe" yang artinya "Sedikit mengharapkan imbalan, banyak bekerja".

Bojonegoro sebagai wilayah kerajaan Demak memiliki loyalitas yang sangat tinggi kepada raja dan kerajaan.
Setelah itu,  ketika ekspansi kekuatan baru yang datang yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadi pergeseran nilai dan tatakrama pada masyarakat, dari nilai Hindu lama ke nilai Islam baru tanpa adanya kerusuhan. Raden Patah, Senopati Jumbun, Dipati Bintoro, dinyatakan sebagai raja I di awal abad XVI dan sejak itu Bojonegoro menjadi wilayah kedaulatan Demak.
Dalam transisi kekuasaan yang didampingi oleh pergolakan, membawa Bojonegoro untuk masuk dalam wilayah kerajaan Pajang Raya dengan raja Raden Jaka Tinggkir 'Adipati' Pajang selama 1568. Pangeran Benawa, anak Sultan Pajang, Adiwijaya merasa tidak mampu menentang Senopati yang mewakili Pajang Raya otoritas di 1587. kemudian Senopati bergeser semua benda pusaka keraton Pajang ke Mataram, sehingga kemudian Bojonegoro lagi bergeser ke wilayah kerajaan Mataram.

Wilayah Mataram yang diserahkan oleh Sunan Amangkurat untuk VOC berdasarkan pada kesepakatan, adalah pantai utara Pulau Jawa, sehingga merusak Mataram. Perjanjian tahun 1677 adalah kekalahan politik sulit bagi Mataram melawan VOC.
Karena itu, status 'Kadipaten' kemudian diubah menjadi kabupaten dengan kepala distrik Bupati Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga berfungsi ganda sebagai Bupati I yang terletak di Jipang pada tanggal 20 Oktober 1677. Kemudian tanggal, bulan dan tahun ini ditentukan sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro.

Selama 1725 Susuhunan Pakubuwono II mendapat takhta. Pada tahun yang sama, Susuhunan memerintahkan untuk Raden Tumenggung Haria Mentahun saya untuk memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dari Padangan ke Rajekwesi Desa. Rajekwesi lokasi adalah sekitar 10 Km di selatan kota Bojonegoro.
Sebagai memori dalam keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, tidak mengherankan jika nama Rajekwesi masih terus teringat di jantung orang Bojonegoro sampai sekarang.

Kabupaten Bojonegoro sudah tidak diragukan lagi mempunyai banyak obyek wisata yang menarik, yang biasanya dikunjungi banyak wisatawan baik lokal atau pun mancanegara di hari libur. Bojonegoro adalah daerah pegunungan geografis yang sangat baik dan strategis, sehingga Bojonegoro menjadi salah satu pemasok kawasan wisata provinsi no satu di Jawa Timur.

Wisata Tambang Minyak Bojonegoro


wisata-tambang-minyak-bojonegoro
wisata tambang minyak Bojonegoro

Salah satu objek wisata yang unik Bojonegoro adalah pariwisata geologi tambang minyak.
Pariwisata geologi ini adalah wisata yang menarik dan unik karena tambang ini diciptakan dan diberdayakan oleh sumber daya manusia dan ada juga menggunakan mesin truk untuk membawa pergi minyak mentah (Lantung) dari bumi.
Lokasi terletak 50 km dari sisi barat kota Bojonegoro, tepatnya, di kawasan hutan jati, Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan. Lokasi ini dapat dijangkau baik dengan kendaraan roda dua ataupun empat. Dan sumur minyak ini adalah sumur minyak peninggalan Zaman Belanda.
Disini pengunjung bisa selfie serasa berada di Texas hingga praktik tarik timba minyak.

Wisata Kayangan Api di Bojonegoro

tempat-wisata-kayangan-api-bojonegoro
wisata kayangan api Bojonegoro

Nama "Kayangan Api" adalah sumber api yang tidak pernah mati, yang terletak di hutan di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, sebuah desa yang memiliki sekitar 42,29% wilayah hutan dari lebar desa.

Menurut cerita, Kayangan Api adalah tempat Mbah Kriyo Kusumo atau Mpu Supa beristirahat, ia juga dikenal sebagai Mbah Pandhe dari Mojopahit. Di sisi barat Kayangan Api, ada genangan lumpur yang mengandung sulfur, dan menurut kepercayaan, pada saat itu masih membuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti; keris, tombak, cundrik, dll

Orang Bojonegoro masih percaya bahwa sumber api ini adalah suci dan menurut cerita, api ini berperan sangat penting untuk upacara-upacara kerajaan yang dilakukan di masa lalu, seperti; Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X memerlukan api ini dengan melalui persyaratan yang dilakukan pada pesta tradisional / wilujengan dan tayuban dengan Song Jawa (Gending) dari eling-eling, wani-wani dan gunung, yang merupakan lagu favorit Mbah Kriyo Kusumo ini. Itu sebabnya ketika musik telah dmainkan, setiap tubuh tidak diperbolehkan untuk menemani 'waranggono'.

Dari mereka cerita masyarakat, Kayangan Api yang terletak sekitar 25 km dari kota Bojonegoro, ditempatkan sebagai objek wisata alam dan ditempatkan untuk mengadakan penting yang ulang tahun Bojonegoro upacara Kabupaten, bersama-sama memurnikan (ruwatan Massal), dan "Wisuda waranggono" (waranggono lulus). Objek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti; aula, kios, jembatan, dll

Lokasi ini sangat cocok untuk acara outbound, karena ini adalah daerah pariwisata. Pada waktu tertentu, terutama pada hari Jumat Pahing (Jum'at Pahing = satu hari Jawa) ada banyak orang datang ke sini untuk membuat permohonan untuk mendapatkan kesuksesan, dapatkan pasangan menikah, dapatkan status yang tinggi dan bahkan juga untuk mendapatkan pusaka. Upacara tradisional yang telah dilakukan oleh orang-orang adalah Nyadranan (Bersih Desa / ulang tahun dari desa) sebagai terima kasih ekspresi kepada Allah.

Pengembangan pariwisata Kayangan Api bertujuan untuk pengembangan transportasi, telekomunikasi, dan akomodasi. Kunjungan ke Kayangan Api dapat melanjutkan ke wisata alam Watu Jago Bojonegoro dan obyek wisata Kabupaten Ngawi.

Wisata Wana Tirta Di Bojonegoro


tempat-wisata-wana-tirta-bojonegoro
wisata Wana Tirta Bojonegoro

Sekitar 13Km arah selatan dari kota Bojonegoro, ada obyek wisata alam dan obyek wisata buatan, tepat di Desa Dander, Kecamatan Dander, yang terkenal dengan nama Tirtawana,
Tirta berarti air dan Wana yang berarti bahwa Hutan. Ini berarti bahwa ada air di hutan. Tirta Wana Dander merupakan obyek wisata yang memiliki penuh panorama alam yang sangat indah, karena ada banyak pohon-pohon besar dan rindang juga tanaman tropis yang membuat udara menjadi sejuk dan segar.
Di sini telah dibangun kolam renang yang sangat luas, yang terdiri dari dua bagian, sisi barat adalah untuk perempuan dan anak kemudian sisi timur adalah untuk orang dewasa. Karena keindahannya alam dan udara kesejukan, maka di hari libur, para wisatawan sering mengunjungi Tirtawana Dander.

Tirtawana Dander juga dilengkapi dengan tempat bermain, ke kamp, yang disediakan oleh pengelola lapangan golf untuk yang memiliki hobi bermain golf. Para pengunjung datang ke obyek wisata ini adalah untuk bersantai, berenang, atau bermain golf.

Tempat ini memiliki geografis yang unik karena sifatnya yang sangat asri. Kolam renangnya diambil dari sumber air alami yang sangat bersih dan jernih sehingga kita akan merasa segar jika kita mandi pemandian tersebut.

Ada beberapa peralatan pendukung, seperti; toilet, float, melompat papan, taman bermain, tempat tinggal, kios, ruang pertemuan, lapangan golf, camping ground, dll

Demikian sedikit ulasan mengenai sejarah dan tempat wisata kabupaten Bojonegoro dari Sukis Florist Group yang merupakan toko bunga Bojonegoro terlengkap,terlaris dan terdepan dalam pengiriman bunga ke area kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.


 
Modified by : Agustina Florist
Copyright © 2011. TOKO BUNGA BOJONEGORO MURAH 082231073147 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website